Beranda | Artikel
Menghadapi Takdir dengan Takdir
Sabtu, 15 Agustus 2020

Menghadapi Takdir dengan Takdir

Pertanyaan:

Bagaimana sikap seorang muslim dalam menerima takdir Allah terhadap wabah Corona sekarang ini?

Jawaban:

Terjadinya wabah Covid-19 telah ditakdirkan Allah Ta’ala, jauh sebelum adanya alam semesta. Itulah keyakinan yang musti dimiliki setiap muslim. Sebagai konsekuensi kepercayaannya terhadap rukun iman keenam.

Tentu di balik seluruh takdir Allah pasti ada hikmah kebaikannya. Sebab Allah adalah al-Hakim. Yang Maha Bijaksana. Insya Allah di lain kesempatan, penulis akan berupaya mengulas sebagian hikmah tersebut.

Jadi, kita wajib meyakini bahwa wabah Covid-19 adalah takdir Allah. Namun keyakinan tersebut tidak lantas membuat kita pasrah dan duduk berpangku tangan. Tidak ngapa-ngapain.

Justru sikap yang benar adalah kita harus berupaya menghadapi takdir ini dengan takdir Allah yang lainnya. Yaitu doa! Ya, kita harus berdoa. Yang menakdirkan hamba untuk berdoa, adalah Allah. Sehingga ketika terjadi musibah, lantas kita berdoa, sejatinya kita sedang menghadapi takdir dengan takdir.

Dahsyatnya Kekuatan Doa

Esok ada beberapa kemungkinan kelanjutan wabah ini. Bisa jadi akan semakin parah. Na’udzu billah min dzalik. 

Atau bisa jadi akan segera berakhir. Dan inilah yang kita harapkan. 

Dari dua kemungkinan itu, hanya Allah yang tahu, mana yang bakal terjadi.

Pun demikian, kita tetap harus berupaya untuk berdoa meminta keselamatan.

Apakah doa efektif? Tentu! Bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ يَرُدُّ القَضَاءَ إِلاَّ الدُّعَاءُ


“Tidak ada hal yang bisa menolak takdir, kecuali doa.” (HR. Tirmidzi dan beliau menyatakan hadits ini hasan gharib)

Doa sangat efektif untuk mencegah sesuatu yang belum terjadi. Maupun untuk menangani sesuatu yang telah terjadi.

Doa bisa menghindarkan seseorang dari terpapar virus Covid-19. Juga bisa menyembuhkan orang yang telah positif mengidap penyakit tersebut.

Bukankah virus super kecil itu adalah makhluk ciptaan Allah? Yang tentu berada di bawah kendali-Nya. Apapun yang dikehendaki-Nya pasti terjadi. Begitu pula sebaliknya.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan,

الدُّعَاءَ يَنْفَعُ مِمَّا نَزَلَ وَمِمَّا لَمْ يَنْزِلْ، فَعَلَيْكُمْ بِالدُّعَاءِ عِبَادَ اللَّهِ.



“Doa itu bermanfaat untuk menangani sesuatu yang sudah terjadi maupun yang belum terjadi. Wahai para hamba Allah, berdoalah!.” (HR. Ahmad. Isnad hadits ini dinilai sahih oleh al-Hakim)

Berdoa Yuk!

Ikuti arahan para ahli untuk melakukan hal-hal yang bersifat upaya preventif. Rajin cuci tangan menggunakan sabun. Berusaha banyak tinggal di rumah. Mengenakan masker saat harus keluar rumah. Melakukan social distancing. Serta tips-tips lainnya.

Namun ingat, upaya lahiriah saja tidak cukup! Sebab virus itu tidak terlihat mata telanjang. Bisa menembus batas-batas yang tidak kita prediksikan.

Maka solusi jitunya adalah iringi upaya lahiriah dengan menggencarkan doa. Bukankah di redaksi dzikir pagi-petang banyak doa permohonan keselamatan? Nunggu apa lagi? Ayo rutinkan!

Pesantren Tunas Ilmu, Kedungwuluh, Purbalingga, Selasa, 29 Rajab 1441 / 24 Maret 2020

Ustadz Abdullah Zaen, Lc., M.A.


Artikel asli: https://konsultasisyariah.com/36462-menghadapi-takdir-dengan-takdir.html